Sebuah otokritik atas pemikiranku dulu yang meyakini bahwa akademisi yang baik adalah akademisi yang mampu memberikan gambaran dunia nyata/praktik ke pada para mahasiswanya tidak melulu hanya gambaran teoritis belaka.
Disclaimer:
- tulisan ini lumayan panjang, jadi luangkan waktumu dulu sebelum membaca, biar idenya bisa ditangkap dengan jelas.
- cukup banyak istilah2 teknis di sini, yang mungkin di kesempatan lain akan dibahas satu persatu.
- kalo udah selesai dibaca, mohon komentarnya dari rekan2 sekalian. trims.
***
Berangkat dari rasa frustrasi saat mendapati kenyataan bahwa pengetahuan yang didapat di bangku kuliah ternyata sama sekali tidak banyak membantuku untuk bertahan di dunia kerja, aku (dan beberapa rekan2), kerap menyuarakan tuntutan bagi dunia pendidikan (baca universitas) untuk segera mereformasi sistem mereka. Lebih spesifik lagi, kami berharap agar dunia pendidikan mampu memperkecil jurang perbedaan antara apa yang diajarkan di bangku kuliah dengan kenyataan di dunia praktik. Dengan kata lain, selain memberikan teori2 dasar pengetahuan, sangat esensial juga bagi para dosen, untuk memberikan gambaran penerapan teori2 tersebut di dunia praktik. Di dunia akuntansi misalnya, jika bicara tentang penerapan konsep proses pelaporan keuangan, tidak ada salahnya sang dosen menggambarkan seperti apa proses pelaporan keuangan di perusahaan A, B atau C di Bursa Efek Jakarta misalnya. Jadi teori dan praktik selalu ada keterkaitannya.
***
Ternyata, keyakinan di atas, perlahan2 terkikis saat aku kuliah memasuki semester 2 di Oz ini. 2 semester yang aku lalui benar2 telah menyadarkan aku. Semester 1 kuliahku, begitu lekat dengan teori2 plus praktik2 di dunia nyata, sementara paruh 2 kuliahku saat ini lebih cenderung ke teori2 dan riset.
Apa yang membuatku sadar adalah kenyataan bahwa para praktisi adalah orang yang2 pragmatis, opportunistik dan cenderung subjektif. Para praktisi tidak peduli dengan teori yang ada di-jagat, yang terpenting adalah bagaimana mencapai tujuan (pragmatis), selalu memanfaatkan celah dan kesempatan yang ada untuk kepentingan pribadi atau kelompok (opportunis) dan selalu memandang sesuatu dari sudut pandang kepentingannya (subjektif).
Di sisi yang lain, para akademisi adalah sekelompok orang yang idealis, deskriptif dan lebih objektif. Akademisi cenderung untuk 'bermain' di-landasan teori, asumsi ceteris paribus tapi lebih objektif dalam memandang suatu fenomena.
***
Keberadaanku sebagai seorang (mantan) praktisi yang (akan) menjadi seorang akademisi, akhirnya menemukan sebuah titik keseimbangan kesadaran. Para akademisi akan selalu mencoba menjelaskan fenomena yang dihadapi para praktisi, sementara para praktisi akan memakai hasil penjelasan fenomena tsb (baca: hasil riset) sebagai bagian pengambilan keputusan mereka. Tidak ada dikotomi, yang ada hanyalah interdependensi dan simbiosa. Masih bingung? berikut contoh2nya (lagi2 dalam rerangka dunia akuntansi lagi tentunya, hehe).
1a. Praktisi
Para akuntan di-perusahaan, sangat lazim melakukan apa yang kita kenal sebagai income smoothing atau earning management- yang artinya mencatat atau menunda variabel2 pendapatan atau biaya, sehingga pada akhirnya laba (profit) perusahaan berada di level yang dikehendaki. Tindakan mencatat atau menunda variabel2 tadi tentunya masih dilakukan dalam rerangka yang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi. Variabel2 tadi istilah teknisnya adalah accrual (artinya transaksi2 yang non kas-seperti pembelian secara kredit, penjualan secara kredit, hutang, piutang etc). Rekan2ku yang bekerja sbg akuntan pasti mahfum dengan hal ini. Sebagai contoh, perusahaan biasanya mencatat provisi biaya tertentu bulan ini (bukan bulan depan), karena ada kemungkinan penjualan bulan depan akan turun. Dengan demikian laba bersih bulan ini dan bulan depan tidak berbeda jauh, sehingga manajemen level atas bisa melihat bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik.
1b. Akademisi
Para akademisi kurang tertarik untuk mengetahui cara2 apa yang dipakai oleh perusahaan untuk melakukan income smoothing atau earning management, karena hal tersebut memang sulit untuk diobservasi. Mereka lebih tertarik untuk mengetahui motivasi dibalik earning management dan bagaimana mengukur/mengetahui earning management. Sehingga para akademisi berusaha merumuskan model (antara lain Jones-1991) untuk mengetahui ada atau tidaknya earning management. Lebih lanjut, Dechow & Dichev (2002), melihat bagaimana mengukur earning quality dari suatu perusahaan. Semakin besar indikasi earning management-nya (terutama dengan adanya discretionary accruals), maka semakin rendahlah earning quality-nya. Sebagai informasi, investor akan lebih senang kepada perusahaan yang earningnya (baca labanya), memiliki tingkat cash flow yang tinggi pula.
2a. Praktisi
Zaman di Ernst & Young (EY) dulu, aku ditempatkan di grup yang khusus menangani audit di bidang perkebunan (plantations) dan manufaktur. EY berpikir bahwa dengan menempatkan para staff-nya di perusahaan2 yang ada di industri yang sama, akan membantu para staff tersebut beradaptasi dengan bisnis klien2 mereka. Dengan kata lain, pemahaman auditnya akan lebih baik sehingga pekerjaanya pun bisa lebih berkualitas.
2b. Akademisi
Para akademisi, merespon fenomena tersebut dengan melakukan banyak riset tentang industry specialized auditor/audit firm-yang dalam dunia praktik di atas adalah pengelompokan auditor berdasarkan jenis industri perusahaan yang diaudit. Balsam et al (2003) menemukan perusahaan yang diaudit oleh industry specialized auditor memiliki earning quality yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang tidak spesialis. Carcelo and Nagy (2003) berpendapat bahwa penggunaan industry specialized auditor meningkatkan kualitas voluntary disclosure. Dunn and Mayhew (2004) melaporkan bahwa industry specialized auditor menyebabkan fraudulent financial reporting lebih rendah.
***
2 contoh di-atas menunjukkan bahwa akademisi dan praktisi hidup saling berdampingan satu sama lain. Akademisi selalu berusaha untuk menjelaskan fenomena yang terjadi di dunia praktik sementara Praktisi selalu menge-explore hasil riset para akademisi untuk praktik yang lebih baik di dunia nyata, dan seterusnya. Di dalam satu kasus di mana seorang akademisi adalah juga seorang praktisi, maka ia akan menjadi orang yang kaya ilmu dan fenomena, layaknya sumber mata air yang tak pernah kering.
Sebagai penutup, satu caveat layak aku sampaikan disini. Bahwa akademisi dan praktisi itu menempati 2 tempat yang terpisah dan saling berhubungan itu telah aku akui. Namun demikian, tetaplah menjadi kewajiban bagi seorang akademisi untuk memberikan bekal kepada anak didiknya tentang kenyataan yang akan dihadapi mereka kelak di dunia nyata. Dengan kata lain, berusaha untuk memperkecil culture shock si anak didik di dunia kerja nantinya, sebab pada akhirnya, kebanyakan siswa akan berkarier menjadi para praktisi.
Salam.
Disclaimer:
- tulisan ini lumayan panjang, jadi luangkan waktumu dulu sebelum membaca, biar idenya bisa ditangkap dengan jelas.
- cukup banyak istilah2 teknis di sini, yang mungkin di kesempatan lain akan dibahas satu persatu.
- kalo udah selesai dibaca, mohon komentarnya dari rekan2 sekalian. trims.
***
Berangkat dari rasa frustrasi saat mendapati kenyataan bahwa pengetahuan yang didapat di bangku kuliah ternyata sama sekali tidak banyak membantuku untuk bertahan di dunia kerja, aku (dan beberapa rekan2), kerap menyuarakan tuntutan bagi dunia pendidikan (baca universitas) untuk segera mereformasi sistem mereka. Lebih spesifik lagi, kami berharap agar dunia pendidikan mampu memperkecil jurang perbedaan antara apa yang diajarkan di bangku kuliah dengan kenyataan di dunia praktik. Dengan kata lain, selain memberikan teori2 dasar pengetahuan, sangat esensial juga bagi para dosen, untuk memberikan gambaran penerapan teori2 tersebut di dunia praktik. Di dunia akuntansi misalnya, jika bicara tentang penerapan konsep proses pelaporan keuangan, tidak ada salahnya sang dosen menggambarkan seperti apa proses pelaporan keuangan di perusahaan A, B atau C di Bursa Efek Jakarta misalnya. Jadi teori dan praktik selalu ada keterkaitannya.
***
Ternyata, keyakinan di atas, perlahan2 terkikis saat aku kuliah memasuki semester 2 di Oz ini. 2 semester yang aku lalui benar2 telah menyadarkan aku. Semester 1 kuliahku, begitu lekat dengan teori2 plus praktik2 di dunia nyata, sementara paruh 2 kuliahku saat ini lebih cenderung ke teori2 dan riset.
Apa yang membuatku sadar adalah kenyataan bahwa para praktisi adalah orang yang2 pragmatis, opportunistik dan cenderung subjektif. Para praktisi tidak peduli dengan teori yang ada di-jagat, yang terpenting adalah bagaimana mencapai tujuan (pragmatis), selalu memanfaatkan celah dan kesempatan yang ada untuk kepentingan pribadi atau kelompok (opportunis) dan selalu memandang sesuatu dari sudut pandang kepentingannya (subjektif).
Di sisi yang lain, para akademisi adalah sekelompok orang yang idealis, deskriptif dan lebih objektif. Akademisi cenderung untuk 'bermain' di-landasan teori, asumsi ceteris paribus tapi lebih objektif dalam memandang suatu fenomena.
***
Keberadaanku sebagai seorang (mantan) praktisi yang (akan) menjadi seorang akademisi, akhirnya menemukan sebuah titik keseimbangan kesadaran. Para akademisi akan selalu mencoba menjelaskan fenomena yang dihadapi para praktisi, sementara para praktisi akan memakai hasil penjelasan fenomena tsb (baca: hasil riset) sebagai bagian pengambilan keputusan mereka. Tidak ada dikotomi, yang ada hanyalah interdependensi dan simbiosa. Masih bingung? berikut contoh2nya (lagi2 dalam rerangka dunia akuntansi lagi tentunya, hehe).
1a. Praktisi
Para akuntan di-perusahaan, sangat lazim melakukan apa yang kita kenal sebagai income smoothing atau earning management- yang artinya mencatat atau menunda variabel2 pendapatan atau biaya, sehingga pada akhirnya laba (profit) perusahaan berada di level yang dikehendaki. Tindakan mencatat atau menunda variabel2 tadi tentunya masih dilakukan dalam rerangka yang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi. Variabel2 tadi istilah teknisnya adalah accrual (artinya transaksi2 yang non kas-seperti pembelian secara kredit, penjualan secara kredit, hutang, piutang etc). Rekan2ku yang bekerja sbg akuntan pasti mahfum dengan hal ini. Sebagai contoh, perusahaan biasanya mencatat provisi biaya tertentu bulan ini (bukan bulan depan), karena ada kemungkinan penjualan bulan depan akan turun. Dengan demikian laba bersih bulan ini dan bulan depan tidak berbeda jauh, sehingga manajemen level atas bisa melihat bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik.
1b. Akademisi
Para akademisi kurang tertarik untuk mengetahui cara2 apa yang dipakai oleh perusahaan untuk melakukan income smoothing atau earning management, karena hal tersebut memang sulit untuk diobservasi. Mereka lebih tertarik untuk mengetahui motivasi dibalik earning management dan bagaimana mengukur/mengetahui earning management. Sehingga para akademisi berusaha merumuskan model (antara lain Jones-1991) untuk mengetahui ada atau tidaknya earning management. Lebih lanjut, Dechow & Dichev (2002), melihat bagaimana mengukur earning quality dari suatu perusahaan. Semakin besar indikasi earning management-nya (terutama dengan adanya discretionary accruals), maka semakin rendahlah earning quality-nya. Sebagai informasi, investor akan lebih senang kepada perusahaan yang earningnya (baca labanya), memiliki tingkat cash flow yang tinggi pula.
2a. Praktisi
Zaman di Ernst & Young (EY) dulu, aku ditempatkan di grup yang khusus menangani audit di bidang perkebunan (plantations) dan manufaktur. EY berpikir bahwa dengan menempatkan para staff-nya di perusahaan2 yang ada di industri yang sama, akan membantu para staff tersebut beradaptasi dengan bisnis klien2 mereka. Dengan kata lain, pemahaman auditnya akan lebih baik sehingga pekerjaanya pun bisa lebih berkualitas.
2b. Akademisi
Para akademisi, merespon fenomena tersebut dengan melakukan banyak riset tentang industry specialized auditor/audit firm-yang dalam dunia praktik di atas adalah pengelompokan auditor berdasarkan jenis industri perusahaan yang diaudit. Balsam et al (2003) menemukan perusahaan yang diaudit oleh industry specialized auditor memiliki earning quality yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang tidak spesialis. Carcelo and Nagy (2003) berpendapat bahwa penggunaan industry specialized auditor meningkatkan kualitas voluntary disclosure. Dunn and Mayhew (2004) melaporkan bahwa industry specialized auditor menyebabkan fraudulent financial reporting lebih rendah.
***
2 contoh di-atas menunjukkan bahwa akademisi dan praktisi hidup saling berdampingan satu sama lain. Akademisi selalu berusaha untuk menjelaskan fenomena yang terjadi di dunia praktik sementara Praktisi selalu menge-explore hasil riset para akademisi untuk praktik yang lebih baik di dunia nyata, dan seterusnya. Di dalam satu kasus di mana seorang akademisi adalah juga seorang praktisi, maka ia akan menjadi orang yang kaya ilmu dan fenomena, layaknya sumber mata air yang tak pernah kering.
Sebagai penutup, satu caveat layak aku sampaikan disini. Bahwa akademisi dan praktisi itu menempati 2 tempat yang terpisah dan saling berhubungan itu telah aku akui. Namun demikian, tetaplah menjadi kewajiban bagi seorang akademisi untuk memberikan bekal kepada anak didiknya tentang kenyataan yang akan dihadapi mereka kelak di dunia nyata. Dengan kata lain, berusaha untuk memperkecil culture shock si anak didik di dunia kerja nantinya, sebab pada akhirnya, kebanyakan siswa akan berkarier menjadi para praktisi.
Salam.
7 comments:
accruals? income smoothing? bhuahaha...kenal..kenal..
You can just take pleasure in them by ordering cheap Ugg Boots on the internet exactly where you get the comprehensive satisfaction and genuine high quality at best achievable rates. The finish, good quality and styles you get from ugg boot sale are actually astonishing and you will really like them all. Distinct types and patterns of uk ugg boots sale are now available to make your wrist stunning.
That is to say, the trend of colors in vogue is actually the extension of the fashionable color last season and the succession of that in this season, plus innovation. Definitely if you are somebody who when out in the cold weather locate their feet becoming swollen since of the cold should be contemplating finding a pair of Ugg Bailey Button boots. Location paper towel or old socks inside yourugg tall patent paisley to reshape them..
By indicates of state discover,UGG sale UK, an internet web site of which focuses on [url=http://www.mpboots.co.uk/]cheap ugg Boots[/url]
any technique you are offering is a wonderful a single marketing in addition. Possible customers can take a look at enterprise on a online site. Even a amateur in order to internet-web sites could produce a motivating web page with the aid of particular web pages that supply cost-free web page construction..
David Smedley. If a fabulous shirt along with skinny jeans do the www.dalinsell.co.uk
job than obtain that. Sales occasion is a poor time to rotate your appear, do this major to a sales do the published details for your look if it functions than you can hunt for these bargains..
Winter is certainly the proper season to undertaking an item classy, for positive in footwear. cold weather boots are released just like a effortless [url=http://www.dalinsell.co.uk/]ugg Boots sale[/url]
and dazzling also(Ugg Boots Clearance). UGG boots are Australian boots set up from heightened extremely reasonably priced sheep skin.
menarik untuk di simak info nya gan
terimakasih
prada outlet, replica watches, nike roshe, ugg boots, louis vuitton, louis vuitton, polo ralph lauren, jordan pas cher, longchamp outlet, longchamp outlet, oakley sunglasses, longchamp outlet, christian louboutin shoes, louboutin pas cher, prada handbags, ray ban sunglasses, christian louboutin outlet, chanel handbags, ray ban sunglasses, polo outlet, nike air max, nike free run, oakley sunglasses wholesale, cheap oakley sunglasses, oakley sunglasses, ugg boots, tiffany jewelry, nike outlet, longchamp pas cher, louis vuitton outlet, nike free, kate spade outlet, air max, oakley sunglasses, gucci handbags, louis vuitton outlet, uggs on sale, burberry pas cher, sac longchamp pas cher, tiffany and co, christian louboutin, louis vuitton outlet, jordan shoes, nike air max, tory burch outlet, christian louboutin uk, michael kors pas cher, ray ban sunglasses, replica watches
herve leger, valentino shoes, hollister, nike trainers uk, longchamp uk, iphone cases, mont blanc pens, ghd hair, nike air max, jimmy choo outlet, converse, converse outlet, insanity workout, lancel, beats by dre, nike air max, ralph lauren, mac cosmetics, mcm handbags, oakley, hollister clothing, nike huaraches, nike roshe run, asics running shoes, reebok outlet, timberland boots, vans outlet, ray ban, hermes belt, north face outlet, celine handbags, north face outlet, louboutin, instyler, gucci, abercrombie and fitch, baseball bats, chi flat iron, p90x workout, lululemon, bottega veneta, soccer shoes, soccer jerseys, nfl jerseys, hollister, babyliss, wedding dresses, vans, ferragamo shoes, new balance shoes
ugg uk, doudoune moncler, canada goose uk, louis vuitton, moncler outlet, canada goose, pandora jewelry, canada goose jackets, canada goose outlet, hollister, supra shoes, canada goose outlet, ugg pas cher, moncler, links of london, canada goose, louis vuitton, replica watches, juicy couture outlet, montre pas cher, pandora jewelry, wedding dresses, moncler, canada goose, juicy couture outlet, louis vuitton, pandora uk, pandora charms, ugg,uggs,uggs canada, moncler, moncler outlet, swarovski crystal, louis vuitton, louis vuitton, karen millen uk, swarovski, coach outlet, ugg, moncler, thomas sabo, moncler uk, ugg,ugg australia,ugg italia, marc jacobs, canada goose outlet, toms shoes
anonymous Hermes Dolabuy click over here now visit you could check here high end replica bags
Post a Comment