Tidak banyak orang Indonesia yang mampu kuliah S1 di sebuah universitas dan bahkan lebih sedikit lagi orang yang dapat kesempatan melanjutkan kuliah S2nya di luar negeri. Dan jika saya termasuk orang yang sangat sedikit itu, maka hanya rasa syukur kepada Allah yang bisa saya panjatkan. Berbagi pengalaman kepada banyak orang adalah salah satu wujud rasa syukur tersebut.
***
Cerita pengalama dimulai dengan kagumnya aku masuk dalam lingkup kampus yang serba terhubung satu sama lain via koneksi internet. Monash, memang memberkan citra tersendiri berhubungan dengan yang namanya teknologi informasi dalam perkuliahan. Walaupun sudah kenal jaringan TI selama berkantor di EY, UNDP dan UNICEF, tapi kesan 'canggih' tetap tidak bisa aku buang dari benak
Untuk penunjang komunikasi belajar mahasiswa-nya, Monash University memberkan account email khusus dengan kuota tertentu. Mereka menyebutnya my.monash account. Di my.monash account ini, mahasiswa terhubung dengan banyak menu yang menunjang perkuliahannya. Antara lain menu WES (Web Enrolment Study), link untuk mendaftarkan mata kuliah yang kita ambil-sehingga kita tidak perlu antri di kampus, cukup login via internet. Selain WES ada juga fasilitas Monash Market place, link di-mana mahasiswa saling bertukar informasi dan transaksi soal akomodasi, buku2 perkuliahan, barang2 elektronik dan rumah tangga dan banyak lagi. Dengan kata lain mymonash account ini, sudah jadi link wajib yang harus diakses setiap harinya, termasuk fasilitas emailnya yang biasa kita pakai sebagai akun 'resmi' komunikasi dengan dosen dan rekan-rekan mahasiswa lainnya.
Bicara soal fasilitas kuliah pasti tidak bisa dilepaskan dari yang namanya perpustakaan. Kampus Monash tersebar di beberapa lokasi, kalo gak salah 5 lokasi di Australia (Berwick, Gippsland, Clayton, Caulfield dan Peninsula) dan 2 di luar Australia (Afsel dan Malaysia), begitu pula dengan lokasi perpustakaannya. Namun demikian tidak akan jadi masalah bagi kita jika ingin meminjam koleksi buku yang ada di kampus lain (dalam Australia). Biasanya hanya butuh 1 hari untuk mendaptkan buku yang kita inginkan dari kampus lain dan semuanya bisa dilakukan dengan hanya duduk di depan komputer!.
Itu dari sisi perpustakaan. Dari sisi proses belajar mengajar, fasilitas internet juga memegang peranan penting di Monash. Untuk memperlancar proses perkuliahan, Monash menyediakan MUSO (Monash University Study Online) sebagai intranet. Di-sini, kita bisa mengakses mata kuliah yang kita ambil di-semester yang bersangkutan plus link-link lainnya seperti: course outline, presentation schedule, discussion board, important link, reading material sampai ke pengumuman2 terbaru soal course yang kita ikuti. Idealnya, sebelum masuk kuliah, mahasiswa 'wajib' mengakses MUSO, kemudian nge-print course material, baca dan kemudian datang ke kelas untuk berdiskusi dengan dosen kita.
Masih banyak contoh2 lainnya soal manfaat internet bagi sistem pendidikan di Monash yang mungkin akan dibahas dalam kesempatan yang lain. Tapi paling tidak cerita di-atas bisa jadi gambaran tentang betapa pentingnya teknologi internet saat ini. Dulu zaman kuliah di UGM, aku pernah menulis sebuah artikel tentang peningkatan kualitas belajar mahasiswa akuntansi dengan fasilitas intranet dan web-system. Zaman itu, aku hanya bisa membayangkan dari text book dan artikel yang aku baca. Sekarang? syukur alhamdulillah sudah bisa merasakannya sendiri. Semoga kelak, kampus2 di Indonesia juga bisa maju seperti kampus di sini. Amien.